Mon. Sep 15th, 2025

Game Online Roblox Mau Diblokir? Ini Sejarah dan Polemiknya

Game Online Roblox Mau Diblokir

Roblox, salah satu game online paling populer di dunia, sedang menjadi sorotan di Indonesia. Hal ini setelah muncul kabar bahwa game ini berpotensi diblokir. Isu ini menimbulkan polemik di kalangan pemain, orang tua, hingga pemerintah.

Artikel ini akan membahas sejarah Roblox, alasan kemunculan isu pemblokirannya, serta polemik yang mengiringi perkembangan tersebut.

Sejarah Singkat Game Online Roblox

Roblox didirikan pada tahun 2004 oleh David Baszucki dan Erik Cassel dan mulai dirilis secara resmi pada 2006. Berbeda dengan game lain yang memiliki cerita dan misi baku, Roblox menawarkan konsep unik.

Mereka fokus pada pembuatan platform di mana pemain bisa membuat game mereka sendiri menggunakan sistem scripting Lua. Dengan cara ini, Roblox dianggap bukan hanya permainan, tapi bisa memicu kreativitas.

Popularitasnya berkembang pesat, terutama sejak 2010-an ketika internet dan smartphone semakin mudah diakses. Di Indonesia, Roblox baru populer di tahun 2015. Lalu 10 tahun kemudian, atau 2025 ini kembali ramai.

Game online ini menjadi favorit anak-anak hingga remaja karena akses gratisnya, variasi game yang nyaris tak terbatas, serta fitur interaksi sosial dengan pemain dari seluruh dunia.

Popularitas Roblox

Langkah Dasar Bermain Roblox

Berikut ini beberapa cara jika Anda ingin bermain Roblox:

1. Registrasi Akun

Kunjungi situs roblox.com, isi data seperti username, sandi, dan email, lalu verifikasi akun untuk dapat mulai bermain.

2. Install Aplikasi

Unduh dan pasang aplikasi Roblox di perangkat (PC, HP, atau tablet) melalui situs resmi atau toko aplikasi, kemudian login menggunakan akun yang telah dibuat.

3. Pilih dan Mainkan Game

Pilih game dari daftar yang tersedia di homepage Roblox, klik tombol “Mainkan” (biasa berupa tombol hijau), dan Roblox Player akan otomatis melakukan instalasi jika diperlukan. Setelah itu, game siap dimainkan.

Polemik di Balik Popularitas Roblox

Meski populer, Roblox juga menuai banyak kritik. Isu terbesar datang dari sisi keamanan anak. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti melarang anak-anak untuk bermain Roblox.

Sebab, permainan ini mengandung kekerasan dan bahasa yang tak pantas ditiru oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Pelarangan ini juga didukung oleh Arifah Fauzi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang sering mendapatkan aduan dari orang tua.

Beberapa keluahan antara lain soal anak-anak yang kecanduan Roblox. Mereka lupa waktu baik untuk belajar maupun makan. Di sisi lain, banyak komunitas gamer menilai pemblokiran bukan solusi tepat. Mereka berpendapat bahwa Roblox justru bisa menjadi media pembelajaran digital.

Game online ini dapat mengasah kreativitas, bahkan menghasilkan uang bagi developer lokal yang membuat game di platform tersebut. Di sisi lain, Asosiasi Komunitas Roblox Indonesia (AKRI) dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) menentang pemblokiran, menekankan potensi edukatif Roblox.

Co-Founder AKRI Lilik Adi Ribowo menyebut platform ini sebagai “kesempatan emas” bagi anak-anak untuk belajar pemrograman dan kreativitas, dengan banyak kreator Indonesia menjuarai kompetisi global.

Sementara itu, AGI mengusulkan edukasi dan regulasi ketimbang larangan total. Hal ini akhirnya membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga turun tangan. Jika Roblox tidak memenuhi standar perlindungan anak atau melanggar regulasi konten, maka opsi pemblokiran bisa saja ditempuh. Namun pemerintah juga terbuka dengan ruang dialog yang ada.

Roblox adalah platform game yang dapat memupuk kreativitas jika dimainkan dengan benar. Maka, apakah Roblox akan benar-benar diblokir atau justru diperbaiki agar lebih ramah anak?

Jawabannya masih bergantung pada dialog antara pemerintah, pengembang, dan masyarakat. Satu hal yang pasti, masa depan game online Roblox di Indonesia bergantung pada kemampuan platform ini menyeimbangkan kreativitas dan keselamatan.

Related Post