Di era digital, game online menjadi hiburan utama bagi anak-anak. Namun, di balik keseruannya, sejumlah game internet ini ternyata menyimpan bahaya serius bagi perkembangan anak.
Sebab, banyak game yang mengandung unsur kekerasan bahkan penggunaan bahasanya kasar. Anak juga berisiko bertemu dengan predator online yang mengintai tanpa disadari.
Untuk itu, orang tua wajib waspada dan memahami game apa saja yang sebaiknya tidak dimainkan oleh anak.
Game Online yang Berbahaya untuk Anak
Beberapa game internet populer ternyata tidak ramah untuk anak-anak. Berikut beberapa game yang sangat populer, namun sebaiknya jangan diberikan kepada anak:
1. PUBG Mobile
Game battle royale ini menampilkan grafis realistis, pertempuran senjata, dan kekerasan yang intens. Anak-anak yang masih dalam tahap pembentukan karakter sangat rentan meniru perilaku agresif dari game ini.
Selain itu, interaksi dengan pemain lain sering kali memunculkan komunikasi kasar dan tidak pantas.
2. Free Fire
Meski populer di kalangan anak-anak, Free Fire juga mengandung unsur kekerasan dan interaksi bebas antar pemain yang bisa membahayakan. Risiko perundungan dan paparan kata-kata kasar sangat tinggi di game ini.
3. Mobile Legends
Game MOBA ini mengandung unsur pertarungan antar hero, dengan banyak adegan kekerasan dan komentar kasar. Selain itu, desain karakter yang kurang pantas juga menjadi perhatian, terutama untuk anak usia SD.
4. Roblox
Roblox adalah platform game online yang memungkinkan pemain membuat dan memainkan game buatan pengguna lain.
Namun, beberapa game di dalamnya mengandung kekerasan, tema horor, hingga risiko predator online yang bisa melakukan grooming pada anak.
5. Grand Theft Auto (GTA)
Game ini penuh dengan kekerasan ekstrem, adegan vulgar, bahasa kasar, hingga penyalahgunaan narkoba dan alkohol. GTA sangat tidak cocok untuk anak-anak karena bisa memengaruhi perilaku dan moral mereka.
6. Call of Duty
Game tembak-menembak ini juga sarat kekerasan dan misi pembunuhan. Anak yang sering bermain game ini berisiko menjadi lebih agresif dan kehilangan empati terhadap orang lain.
7. Minecraft
Meski terlihat edukatif, Minecraft tetap berisiko karena memungkinkan pemain membuat senjata dan melakukan kekerasan terhadap pemain lain. Selain itu, game ini juga rawan disusupi malware dan penjahat dunia maya.
Dampak Negatif Game Online pada Anak
Kecanduan game terbukti membawa dampak buruk bagi anak, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Berikut ini beberapa dampaknya:
1. Perilaku Agresif dan Kasar
Paparan kekerasan dalam game dapat membuat anak menjadi lebih mudah marah, berkata kasar, dan meniru perilaku negatif di dunia nyata.
2. Gangguan Kesehatan Mental
Kecanduan game online bisa menyebabkan stres, kecemasan, depresi, hingga gangguan tidur. Anak juga menjadi mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi.
3. Menurunnya Prestasi Akademis
Anak yang terlalu sering bermain game cenderung mengabaikan tugas sekolah, malas belajar, dan prestasi akademiknya menurun drastis.
4. Kurang Bersosialisasi
Waktu yang dihabiskan di depan layar membuat anak kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitar, menjadi individualis, dan sulit bekerja sama dalam kelompok.
5. Risiko Predator Online
Game dengan fitur komunikasi bebas, seperti Roblox, membuka peluang bagi predator online untuk mendekati dan melakukan grooming pada anak.
Agar anak terhindar dari dampak buruk game internet, orang tua perlu mengawasi dan membatasi waktu bermain anak. Tidak hanya itu, pilihlah game yang sesuai usia dan aman.
Kemudian, edukasi anak anak tentang bahaya interaksi dengan orang asing di dunia maya. Hal yang tidak kalah penting juga wajib mengajak anak aktif beraktivitas di luar ruangan dan bersosialisasi.
Dengan pengawasan dan pendampingan yang tepat, anak tetap bisa menikmati dunia digital tanpa terjerumus dalam bahaya game online yang tidak sesuai usianya.