Sat. Jan 25th, 2025

5 Prinsip Ekonomi Klasik, Pendapat dari Beberapa Tokoh

Prinsip Ekonomi Klasik

Prinsip ekonomi klasik merupakan suatu fondasi dari pemikiran ekonomi modern yang telah berkembang pada abad ke-18 dan ke-19. Ekonomi klasik ini berfokus terhadap mekanisme pasar, perilaku individu, serta peran pemerintah.

Didorong juga oleh pandangan tentang kebebasan ekonomi dan interaksi antarindividu yang rasional. Teori ini menekankan pentingnya pasar bebas dan regulasi alami yang terjadi melalui interaksi permintaan serta penawaran.

Mengenal tentang Berbagai Prinsip Ekonomi Klasik di Dunia

Berbagai Prinsip Ekonomi Klasik di Dunia

Tokoh utama dari ekonomi klasik terdiri tiga yakni David Ricardo, Adam Smith, serta John Stuart Mill. Hal tersebut tentunya akan menunjukkan kontribusi cukup besar terhadap pengembangan teori ini.

Melalui tulisan, prinsip ekonomi klasik tentunya akan membantu membentuk pemikiran dunia Barat dan meletakkan dasar bagi perkembangan teori ekonomi selanjutnya. Berikut penjelasan terkait prinsipnya:

1. Pasar Bebas dan Mekanisme Invisible Hand

Salah satu prinsip mendasar dari ekonomi klasik yaitu pasar bebas. Dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations (1776), Adam Smith tersebut turut memperkenalkan konsep seperti “invisible hand” atau “tangan tidak terlihat”.

Di mana buku ini menggambarkan pasar yang akan mengatur dirinya sendiri tanpa intervensi eksternal. Dalam pandangan Smith, setiap individu ini nantinya akan bertindak untuk kepentingannya sendiri secara tidak langsung turut memperbaiki kepentingan umum.

Contohnya saja, seorang produsen yang ingin mendapatkan keuntungan akan selalu berusaha memproduksi barang yang diinginkan konsumen dengan harga terbaik. Hal tersebut tentu akan menciptakan kondisi di mana permintaan serta penawaran saling menyeimbangkan secara alami.

Mekanisme ini dalam menggambarkan pasar bebas bisa lebih efisien mendistribusikan sumber daya. Jadi tidak perlu lagi campur tangan pemerintah. Persaingan yang sehat di pasar bebas nantinya akan memastikan bahwa barang yang telah diproduksi dengan cara efisien. Jadi konsumen akan langsung mendapatkan barang tersebut dengan harga yang wajar.

2. Kebijakan Laissez-Faire

Prinsip ekonomi klasik percaya bahwa pemerintah harus dapat meminimalisir campur tangan, yang dikenal dengan istilah “laissez-faire”. Hal tersebut didasari pada keyakinan bahwa intervensi pemerintah dapat mengganggu keseimbangan alami yang terjadi melalui mekanisme pasar.

Peran pemerintah ini hanya dibatasi pada menjaga ketertiban umum. Selain itu, melindungi hak milik, dan memastikan bahwa kontrak yang sah telah ditegakkan.

Dalam konteks tersebut, kebijakan laissez-faire ini tentunya juga menegaskan tentang kebebasan individu. Tujuannya untuk membuat keputusan ekonomi sendiri, baik itu sebagai produsen atau konsumen.

Hal tersebut tentu akan menciptakan ekonomi yang lebih efisien dan berkembang. Pandangan ini sebenarnya sangat berbeda dengan teori ekonomi yang berkembang sekarang. Misalnya saja seperti teori Keynesian, yang menekankan peran aktif pemerintah dalam menstabilkan perekonomian melalui kebijakan fiskal dan moneter.

3. Teori Nilai Kerja

Prinsip ekonomi klasik ini sebenarnya juga mencakup teori nilai kerja, yang telah dikemukakan oleh Adam Smith. Lalu, telah dikembangkan lebih lanjut oleh sosok David Ricardo.

Menurut teori tersebut, nilai suatu barang akan langsung ditentukan oleh jumlah kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Dengan kata lain, semakin banyak waktu serta tenaga yang dihabiskan dalam produksi barang, maka akan semakin tinggi nilai barang tersebut.

David Ricardo sendiri juga memperdalam teori ini dengan cara memperkenalkan konsep keuntungan komparatif. Hal tersebut tentu menjelaskan negara-negara yang akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional. Ricardo sendiri juga langsung menunjukkan bahwa negara sebaiknya fokus terhadap produksi barang yang dihasilkan dengan keuntungan komparatif.

Di mana melakukan perdagangan dengan negara lain yang memiliki keunggulan pada produk berbeda. Hal tersebut membantu mendukung pandangan ekonomi klasik bahwa perdagangan bebas antarnegara akan membawa manfaat bagi semua pihak.

4. Pertumbuhan Ekonomi dan Akumulasi Modal

Prinsip ekonomi klasik ini nantinya juga akan menekankan pentingnya akumulasi modal untuk pertumbuhan perekonomian. Modal dalam bentuk mesin, alat, serta teknologi tentunya memiliki peran penting untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Ketika modal diinvestasikan, maka tenaga kerja ini menjadi lebih efisien. Jadi, nantinya akan menghasilkan output yang lebih besar dengan input yang sama.

Akumulasi modal prinsip ekonomi klasik ini tentunya akan langsung membuat pertumbuhan ekonomi menjadi berkelanjutan. Selain itu, spesialisasi dalam pekerjaan atau division of labor juga sebenarnya dianggap sangat penting. Tujuannya tentu untuk bisa meningkatkan produktivitas.

Adam Smith juga telah menjelaskan bahwa dengan membagi tugas menjadi bagian yang lebih spesifik. Membuat tenaga kerja menjadi lebih terampil dalam tugas, hingga pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi produksi.

5. Distribusi Pendapatan

Dalam pandangan prinsip ekonomi klasik, ternyata distribusi pendapatan terdiri dari tiga faktor saja. Diantaranya seperti produksi utama tanah, tenaga kerja, serta modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar masing-masing.

Sewa sendiri merupakan imbalan untuk pemilik tanah, upah untuk tenaga kerja, serta laba untuk pemilik modal. Harga dari ketiga faktor ini berfluktuasi yang tergantung pada seberapa banyak permintaan terhadap proses produksi.

Ekonom klasik ini percaya bahwa kompetisi yang ada di pasar akan memastikan bahwa tenaga kerja dan modal dibayar sesuai dengan kontribusi produktif pekerja.

Namun, distribusi pendapatan ini sebenarnya tidak bisa terlalu diratakan. Hal ini terutama karena pemilik tanah, modal, atau tenaga kerja memiliki kekuatan pasar yang berbeda-beda menurut prinsip ekonomi klasik.

Related Post